Malut Line.Com-Ternate

Untuk mempererat tali silaturrahmi dan menambah wawasan di lingkup remaja Minang, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Kota Ternate sebagai pemersatu warga Minang perantauan melaksanakan kegiatan silaturahmi dan memperkenalkan organisasi IKM kepada remaja dari tingkat Mahasiswa,SMU sederajat dan SMP.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Sekretariat DPD IKM Kota Ternate yang berada di Benteng Orange pada hari Minggu, 22 Juni 2025.

Ketua DPD IKM Kota Ternate, Erison mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah satu program DPD untuk  mempersiapkan generasi -generasi muda agar dapat menjadi penerus dalam organisasi IKM.

” Kami memperkenalkan organisasi IKM ini bagi anak -anak keturunan Minang yang ada di kota Ternate agar dapat mengetahui serta meneruskan estafet kepemimpinan di kemudian hari,” ungkapnya.

Hal senada juga di katakan oleh Zulkifli selaku ketua bidang kepemudaan DPD IKM Ternate, bahwa perlunya satu wadah untuk mempersatukan pemuda -pemudi dalam organisasi di bawah naungan DPD IKM Kota Ternate.

” Dengan adanya kegiatan ini, pemuda -pemudi keturunan Minang saling mengenal satu sama lain sehingga dapat mempererat tali silaturrahmi diantara mereka yang tadinya belum mengenal menjadi satu dalam wadah kepemudaan di DPD IKM Kota Ternate,”bebernya.

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan DPD IKM Kota Ternate, Neni Azmar menjelaskan bahwa pertemuan atau pengenalan para remaja di sekretariat Ini selain mempererat tali silaturahmi juga menambah wawasan bagi remaja tentang Organisasi IKM Kota Ternate serta dapat mengeksplorasi atau menjadikan ajang bakat atau kemampuan dalam bidang yang di minatinya.

” Selain mempererat sesama remaja dan dapat menambah wawasan serta bakat yang dimiliki juga dapat mempererat tali silaturrahmi antara orang tua mereka sekaligus dalam wadah pemersatu warga Minang perantauan yaitu DPD IKM Kota Ternate yang kita cintai  ini,” serunya.

Adip,salahsatu remaja yang ikut dalam kegiatan tersebut menerangkan bahwa kegiatan ini sangat bagus,karena dengan adanya pertemuan dengan sesama anak Minang yang tadinya tidak mengenal menjadi kenal dan bisa memberikan gagasan dan ide untuk menambah wawasan serta pengetahuan dalam berorganisasi.

“Saya senang dan bangga sebagai keturunan atau anak Minang yang ada di kota Ternate ini dapat mengenal satu sama lain dan ikut bergabung dalam wadah pemuda Minang.

Adip  berharap kegiatan seperti ini akan berlanjut, sehingga kami (anak-anak ) paham dalam berorganisasi yang baik guna agar dapat membesarkan dan memperkenalkan wadah pemersatu Minang ini ke dalam kegiatan besar pada acara atau event nantinya.(Arief Muluk )

Malutline com-Kota Labuha, sebuah kota yang terletak di wilayah pesisir dengan kondisi geografis yang rawan banjir saat musim hujan tiba. Setiap tahunnya, banjir selalu menjadi momok yang menghantui warga di berbagai sudut kota, khususnya di daerah-daerah rendah dan permukiman padat yang minim drainase. Namun, meski bencana banjir sudah menjadi kejadian rutin, penanganannya masih jauh dari kata memuaskan.

Di tengah situasi ini, muncul kisah yang mengundang perhatian dan kritik publik: Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Labuha, atau yang biasa disapa Kadis PUPR, dikabarkan “tidur nyenyak” saat banjir besar melanda kota. Ungkapan ini bukan sekadar kiasan, melainkan sindiran tajam terhadap kurangnya respons dan langkah nyata dari instansi yang berwenang dalam menangani masalah banjir.

Ketika hujan lebat mengguyur sejak sore hingga malam, hampir seluruh wilayah Kota Labuha terendam air. Jalan-jalan utama berubah menjadi sungai mini, drainase yang tersumbat menyebabkan air menggenangi rumah-rumah warga, dan aktivitas sehari-hari lumpuh total, pedagang tidak bisa membuka lapak, dan banyak warga harus mengungsi sementara untuk menghindari bahaya banjir.

Banjir kali ini terjadi karena kombinasi faktor: intensitas hujan yang tinggi, sistem drainase yang buruk dan tidak terawat, serta penataan ruang yang kurang memperhatikan aspek pengelolaan air hujan. Di beberapa titik, sungai dan parit dipenuhi sampah dan lumpur, sehingga air tidak mengalir dengan lancar.

Sebagai Kepala Dinas PUPR, tanggung jawab Kadis tidak hanya sebatas membangun infrastruktur, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan kesiapan fasilitas publik dalam menghadapi bencana seperti banjir. Kadis seharusnya menjadi sosok yang sigap dalam mengoordinasikan penanganan banjir, mulai dari mitigasi risiko, perbaikan drainase, hingga penanganan darurat saat banjir terjadi.

“Warga Kota Labuha menaruh harapan besar kepada Kadis PUPR. Mereka ingin melihat tindakan cepat dan nyata, bukan sekadar janji dan pernyataan kosong. Namun, kenyataannya, ketika banjir datang, respon dari Dinas PUPR sangat minim. Tim tanggap darurat jarang terlihat turun langsung ke lapangan, alat berat untuk membuka saluran air terlambat datang, dan koordinasi dengan instansi lain pun tampak lambat,” ucap warga (22/6/2025).

“Ungkapan “Kadis PUPR tidur nyenyak saat banjir” muncul dari kekecewaan warga yang merasa dibiarkan dalam kesulitan. Saat mereka berjuang mengatasi air yang merendam rumah, Kadis PUPR justru dikabarkan berada dalam keadaan santai, bahkan tanpa menunjukkan kepedulian yang layak,” tegasnya.

Laporan media lokal dan media sosial pun menyoroti hal ini memperlihatkan, sementara warga di luar sana bertarung melawan banjir. Hal ini semakin memperkuat kesan ketidakpedulian yang melekat pada pejabat tersebut.

Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Air yang menggenangi rumah berpotensi menimbulkan penyakit kulit, diare, dan demam berdarah. Anak-anak kehilangan hari sekolah, dan perekonomian lokal terganggu.

Oleh karena itu, penanganan banjir harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah, terutama Dinas PUPR sebagai garda terdepan. Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, pemeliharaan rutin saluran air, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dan mitigasi banjir harus menjadi fokus.

Masyarakat Kota Labuha berharap Kadis PUPR dan jajarannya bisa berubah menjadi lebih responsif dan proaktif. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Pemetaan dan Perbaikan Drainase: Melakukan survei menyeluruh untuk mengetahui titik-titik rawan banjir dan memperbaiki sistem drainase secara berkala.

2. Sosialisasi dan Edukasi: Mengajak masyarakat aktif dalam menjaga kebersihan saluran air dan lingkungan sekitar agar tidak terjadi penyumbatan.

3. Koordinasi Antar Instansi: Meningkatkan kerja sama antara Dinas PUPR, BPBD, dan instansi lain agar penanganan banjir lebih efektif dan cepat.

4. Peningkatan Infrastruktur: Membangun tanggul, sumur resapan, dan fasilitas penunjang lainnya yang bisa mengurangi risiko banjir.

5. Transparansi dan Akuntabilitas: Kadis PUPR harus membuka diri kepada publik mengenai langkah-langkah yang sudah dan akan dilakukan agar kepercayaan masyarakat kembali terbangun.

Kisah Kadis PUPR yang “tidur nyenyak saat banjir” sebenarnya adalah cermin dari masalah yang lebih besar: lemahnya sistem pengelolaan infrastruktur dan minimnya tanggung jawab pejabat publik dalam menghadapi bencana yang nyata. Kota Labuha membutuhkan pemimpin yang tidak hanya hadir di saat senang, tetapi juga tampil di saat krisis, menunjukkan kepedulian dan keberanian untuk mengambil tindakan.

“Banjir mungkin sudah menjadi bagian dari tantangan kota, tapi dengan niat dan kerja keras, bukan tidak mungkin Labuha bisa bangkit dan berubah menjadi kota yang lebih tangguh. Masyarakat menunggu bukan hanya janji, tapi bukti nyata dari para pemimpin mereka. Sebab, ketika banjir datang, bukan saatnya untuk tidur nyenyak, melainkan waktu untuk bangun dan bekerja keras,” pungkasnya (Red)

LABUHA, Malutline — Pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, kembali menuai sorotan. Warga mengeluhkan tindakan dokter yang memulangkan seorang pasien balita berinisial A.H yang dinilai belum sembuh total, meski masih menunjukkan gejala demam dan lemas.

Keluhan ini disampaikan oleh pihak keluarga pasien yang kecewa karena anak mereka yang baru berusia sekitar 1 tahun 7 bulan hanya mendapatkan perawatan kurang dari delapan jam pada kunjungan pertama.

Berdasarkan keterangan dokter, hasil laboratorium menunjukkan kondisi normal dan suhu tubuh pasien telah menurun, sehingga A.H diizinkan pulang hanya dengan resep obat.

Namun, sesampainya di rumah, kondisi pasien kembali memburuk. A.H mengalami demam tinggi dan tubuh panas yang tidak stabil. Keluarga pun kembali membawa pasien ke RSUD Labuha pada Minggu, 22 Juni 2025. Akan tetapi, pasien hanya dirawat sekitar enam jam dan belum sempat menghabiskan satu botol cairan infus, dokter kembali meminta pasien untuk pulang.

“Anak kami masih lemas, demamnya naik turun setiap jam. Tapi dokter langsung suruh pulang padahal jelas-jelas anak ini belum sembuh,” ujar salah satu anggota keluarga pasien.

Insfus belum habis, pasien langsung disuruh pulang.

Pasien A.H diketahui sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Labuha. Menurut pihak keluarga, tindakan medis yang terkesan terburu-buru ini sangat mengecewakan, terlebih kondisi pasien yang masih sangat kecil dan rentan.

Pihak keluarga berharap RSUD Labuha tidak lagi memberikan pelayanan yang terkesan terburu-buru dalam menangani pasien, terutama balita. Mereka meminta agar pasien diberikan perawatan hingga benar-benar pulih dan layak dipulangkan.

“Kalau belum sembuh, jangan dulu disuruh pulang. Jangan tunggu pasien tambah parah baru ditangani serius. Kami hanya minta anak kami dirawat sampai sembuh total,” lanjutnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Labuha belum memberikan klarifikasi resmi terkait keluhan warga tersebut. Namun warga berharap instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan Halmahera Selatan, segera mengevaluasi sistem pelayanan medis di RSUD Labuha agar kejadian serupa tidak terulang. (Red)

Labuha,Malutline — Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Halmahera Selatan sejak pukul 20.00 WIT, Sabtu (21/6), menyebabkan banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Bacan. Banjir terjadi sekitar pukul 01.00 WIT dini hari, merendam permukiman warga di Desa Labuha, Amasing Kota Barat, Amasing Kota Utara, dan sekitarnya.

Banjir disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan yang berlangsung selama berjam-jam. Air sungai meluap dan menggenangi permukiman warga hingga ketinggian mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik.

Komandan Kodim 1509/Labuha, Letkol Inf Syamsul Rizal, langsung turun ke lokasi banjir dan memimpin operasi peninjauan serta evakuasi. Ia mengerahkan seluruh personel jajarannya untuk membantu masyarakat terdampak. Personel Kodim 1509/Labuha bergabung dalam tim gabungan bersama Polres Halsel, Brimob, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya.

Desa yang terdampak parah meliputi Labuha, Amasing Kota Barat, Amasing Kota Utara, serta beberapa kawasan padat penduduk di sekitarnya.

Banjir mulai menggenangi pemukiman warga sekitar pukul 01.00 WIT, Minggu dini hari (22/6/2025), setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut sejak malam sebelumnya.

Banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi yang berlangsung lama dan sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air, ditambah meluapnya aliran sungai di sekitar permukiman.

Letkol Inf Syamsul menyatakan bahwa pihaknya telah meninjau langsung lokasi banjir dan titik-titik pengungsian. “Kami telah berkoordinasi lintas instansi untuk memastikan seluruh kebutuhan dasar korban banjir terpenuhi. Kami juga kerahkan perahu karet dan personel untuk mengevakuasi warga, terutama lansia, balita, ibu hamil, dan pasien sakit,” ujarnya.

Tenda-tenda pengungsian sementara telah disiapkan di halaman Kantor Satpol PP Halsel. Hingga saat ini, proses evakuasi masih berlangsung, dan personel gabungan tetap disiagakan untuk merespons segala kemungkinan darurat.

Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, bersama Kapolres Halsel AKBP Hendra Gunawan juga terlihat meninjau lokasi terdampak dan titik-titik evakuasi warga.

Bupati Halsel Hasan Ali Basam Kasuba

Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. (Red)

Halsel,Malutline – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, sejak Minggu dini hari (22/6), menyebabkan sejumlah desa terdampak banjir, termasuk Desa Foya. Akibatnya, seluruh aktivitas warga lumpuh total.Banjir

Menurut keterangan Kepala Desa Foya Nu’man Hi Djumat, intensitas hujan tinggi selama beberapa jam menyebabkan sungai di sekitar permukiman meluap dan menggenangi rumah-rumah warga. “Air datang secara tiba-tiba hingga Saat ini semua kegiatan warga terhenti,” ungkap Kepala Desa Foya.

Banjir dilaporkan menggenangi  rumah  1 meter lebih. Sejumlah fasilitas umum seperti jalan desa, masjid, dan sekolah turut terdampak. Belum ada laporan korban jiwa.

Banjir diduga kuat akibat curah hujan ekstrem yang melanda sejak malam sebelumnya, diperparah dengan buruknya sistem drainase dan tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah dan lumpur.

“Kami berharap ada respon cepat dari pemerintah kabupaten dan provinsi. Desa kami dan Desa-desa yang ada di Halsel,” tambah Kepala Desa Foya.

Hingga berita ini diturunkan, cuaca di wilayah Halmahera Selatan masih mendung, dan warga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan. (Red)

 

Muat Lagi Berita