HALSEL, Malutline – Dalam waktu dekat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan melakukan  Monitoring Center for Prevention (MCP) terhadap keuanga Daerah Halmahera Selatan (Halsel), hal ini dilakukan KPK karena kinerja Pemerintah Daerah Halmahera Selatan berada pada posisi 29% sangat terburuk.

Monitoring Center for Prevention (MCP) adalilah sistem yang dibuat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan informasi capaian kinerja program pencegahan korupsi yang dilaksanakan oleh seluruh pemerintahan daerah.

“ Saya baru bertugas dua hari dan saya melihat ternyata MCP pada posisi 29%. Kalau pada posisi 29%  masuk bulan ke 10 ini  tentunya sangat rendah, kalau poin scoringnya sangat rendah, maka saya dapat menyimpulkan bahwa ini sangat terburuk,” jelas Pjs Bupati Kadri La Etje Jumat (27/9) di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan.

Menurut, Kadri La Etje, capaian kinerja berada pada posisi 29%, ini sangat tidak baik ukuran kinerja diukur berdasarkan MCP, kalau MCP rendah, berarti kinerja Pemerintah Daerah Halmahera Selatan sangat buruk  itu sangat jelas,”tegasnya.

“ MCP itu memantau kinerja secara konsperensif, mulai dari perancanaan, penganggaran, pengadaan barang/jasa, perijinan, pengawasan APIP dan  Aset samapi tingkat  Desa,”kata Kadri La Etje kepada sejumlah media jumat (27/9).

“ Saya juga mau lihat MCP Desa itu pada posisi ke berapa  dan saya yakin kalau MCP Pemerintah Daerah hanya 29% tentunya area untuk Desa juga rendah”.

dalam waktu kurang lebih 12 hari kedepan, kata Kar La Etje. KPK akan melakukan Supervisi, maka ini menjadi kerja Extraordiray atau kerja luar biasa bersama denga Sekda dan semua pimpinan OPD. Mulai hari ini kita akan bedah seluruh Administrasi lalu kita implementasikan, sehingga kita berharap dalam jangka 10 hari kedepan MCP kita naik,”harap Pjs Bupati Kadri La Etje. (Joko)

Halsel, Malut Line- Masyarakat Petani di Desa Wayamiga Kecamatan Bacan Timur meringik kepada calon Wakil Bupati Halmahera Selatan no 4 Muhlis Jafar, atas kurang berpihaknya kebijakan pada zona pertanian sepanjang ini.

Sementara itu zona pertanian sangat berarti dalam tingkatkan perkembangan ekonomi warga petani, dan bisa memencet angka Inflasi di wilayah.

“ Sepanjang ini kurang atensi zona pertanian, misalnua permasalahan jalur tani tidak sempat direspon, sehingga petani agak kesusahan dikala angkut hasil penciptaan pertanian,” Perihal ini di informasikan Rustam salah satu petani dikala berjumpa dengan Cawabup Muhlis, Jumat( 27/ 09).

Tidak hanya itu permasalahan pupuk yang sangat mahal jadi beban para petani dalam tingkatkan penciptaan hasil pertanian.” Pupuk yang disubsidi pemerintah harga lumayan besar apa lagi sampe ke tangan petani, permasalahan itu supaya jadi atensi pak Muhlis bila terpilih nanti,” harapnya.

Sedangkan Calon Wakil Bupati Halmahera Selatan no 4 Muhlis Jafar mengaku zona pertanian salah program prioritas Paslon no 4 Jasri- Muhlis bila terpilih jadi Bupati serta Wakil Bupati Halsel.” Zona pertanian jadi Program prioritas Paslon Jasri- Muhlis,” ucapnya.

Baginya terpilih, Paslon Jasri- Muhlis hendak menjadikan Wayamiga selaku salah satu sentral pertanian di Kabupaten Halmahera Selatan, baik tumbuhan hortikultura. serta tenaman perkebunan.

Insyah Allah memandang semangat para petani dalam mengelola lahan pertanian,  kami hendak peruntukan Wayamiga jadi salah satu sentral pertanian Haslel,” kata Muhlis.

Muhlis yang pula mantan Pimpinan DPRD Halsel itu mengaku kebutuhan pasokan misalnya bawang rica tomat, di Halsel masih tergantung ke wilayah luar Malut, sedangkan kemampuan lahan pertanian kita lumayan luas tetapi belum dikelola secara optimal.

Bila lahan yang miliki dikelola secara baik, petani kita hendak sejahtera, sebab para agen tidak butuh lagi memasok Barito dari luar, lumayan mengambil hasil pertanian di petani kita, ini yang Paslon Jasri-Muhlis hendak dorong,” Janjinya.( Sam)

Oleh : Ismit G. Abdullah

Pada dasarnya manusia mempunyai hak, hak hidup, hak bebas dan lain sebagainya. Salah satunya yang menjadi kohesi dikalangan tak murni intelektual atau intelektual gadungan. adalah hak bebas, seolah-olah pengucapan bebas yang begitu mahir menjadi solusi dalam kehidupan, itu musthail karena bebas menjadi instrumen pada pendengaran kebohongan, tak sadar kita dirantai dalam segala aspek. Lalu kita teriak sekuat tenaga untuk mengalahkan bebas yang dirantai itu pada metodologis ekstraparlemen. Pasca parlemen jalanan semua terhenti dan barada pada skema konspirasi otokrasi.

Ketika aku mengatakan, kita semua berada dalam skema, tidak..!! Saut mereka dengan wajah gerang terlihat merah, menolak ucapan bodoh tak rasional itu. Bantahan yang meronta bahwa kita ini adalah agen perubahan, maka kita tetap harus berjuang hingga kemenagan total kita pegang. Itu lelucon yang kita pertahankan, ibarat cerita primordial dalam hidup semasa kecil yang menjadi nyanyian tidur, dengan elusan selembut sutra, tapi setajam silet diselimutkan pada tubuh yang hina.

Pandangan ini benar-benar naif, karena anggapanya semacan delusi konyol, bahkan aku dianggap berselingkuh dengan kelompok elit, dan aku dikendalikan oleh mereka. Sehingga yang aku ucapkan seolah-olah tidak realistis. Jika demikian, mari kita bereksperimen sebentar untuk menguji validitas tentang pandangan diatas. Aku adalah manusia yang ingin bebas, aku berupaya sekuat tenaga dan pikiran untuk melepas mata rantai itu, lalu dengan gagah berani aku mengeksplorasi sebidang lahan kepunyaanku, dengan wajah senyum seolah benar setelahnya akan bebas.

Lahan yang sudah dieksplorasi, kemudian aku membuat usaha kecil untuk penghidupan (nafkah) keluarga, sebuah niat yang mulia aku tancapkan dalam hati dan pikiran. Aku kembali terseyum dan melontarkan kalimat” lihatlah ini merupakan bukti bahwa kita bebas, mengapa? karena semua yang aku lakukan tidak ada yang menghentikan” sebab lahan itu kepunyaanku. Dalam prespektif individu kita anggap benar, tapi mari kita tengok lagi pada prespektif Negara “menurutnya dia boleh melakukan apa yang dia mau dengan tanah kepunyaanya, tapi tanah kepunyaanya masuk daftar pada aturan yang mana? Prespektif singkat itu menunjukan bahwa kita tidak bebas, lalu mana buktinya kalau kita tidak bebas!!

Dalam prespektif Negara berikutnya, ” jika tanah kepunyaanya belum terdaftar, maka setumpuk formolir menantinya, setelah formolir terisi maka tanah itu legal menurut negara. Bukti yang kedua bahwa kita tidak bebas, mengapa? Karena semua yang kita lakukan, baik tindakan bebas dalam anggapan kita harus melalui persetujuan Negara. Itu artinya kehendak bebas kita sedang dirantai, dan itu ada pada skema konspirasi birokrasi total.

Tak sentuh baginya, mari kita lepas yang di atas dan menuju ekperimen berikutnya. Bebas secara individualitas dalam prespektif birokrasi memiliki batasan yang tak harus kita lewati, jika kita paksakan untuk melangkah lebih jauh maka kita banyak kehilangan kebebasan. Agar valid ucapan itu mari kita lanjutkan, kita merasa cukup atas kebebasan, bebas yang kita lakukan bahkan kritik sekalipun menjadi untaian yang dilantunkan pada frustasi. Iya memang itulah kebenaranya, akan tetapi frustasi itu memiliki legalitas yang kuat, misalnya aku adalah miskin melakukan sesuatu diluar batas, seperti di Negara tirani maka kepastianya kita disergap secara diam-diam. Lalu sejauh mana kita bebas semaunya? Barangkali hanya rahasia hati yang absurd penentu niat baik. Tapi sebaik niat itu justru menjadi ancaman. Sebab tindakan kita pada realitas kehidupan, kita berada dalam kontrol otoritas kuasa, hingga tindakan gila yang kita laksanakansekalipun, ritme atasan tidak bisa kita lewatkan karena dialah penentu izin dalam legalitas bebas.

Oleh karenanya, diseluruh bagian itu motifnya kepentingan yang  tak bermoral. Maka kita berada diluar kesadaran bahwa kita diikat pada tiang pembebasan, lalu kita dipaksa bebas. Ibaratnya seperti seekor keledai yang dirantai dan diikat lalu dipaksa untuk memakan kucing. sungguh gilanya kehidpan!!!

Halsel, Malut Line – Dalam rangka menjelang Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) yang ke -79, Personil Gabungan Antara Kodim 1509/Labuha, Polres Halsel, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan hidup Halsel, Brimob Polda Malut, Satpol-PP man Muspika Kecamatan Bacan Selatan, serta masyarakat melaksanakan kegiatan karya bakti jumat bersih di Desa Tembal Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, jumat (27/09/2024).

Kegiatan ini berfokus pada pembersihan selokan, parit kiri kanan jalan utama, serta Masih Jami Al-Ikhlas di Sekitar Desa Tembal

Dandim 1509/Labuha, Letkol Inf Syamsul, melalui Kasdim 1509/Labuha Mayor Inf Muhamad Ikbal, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh personel baik dari Polres Halsel, Badan dinas Pemda Halsel dan elemen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menjaga kebersihan lingkungan serta Kesehatan Masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

“Kegiatan gotong royong ini tidak hanya menjadi momentum peringatan hari jadi TNI, tetapi juga wujud kepedulian kita bersama terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Kasdim juga menekankan pentingnya sinergi antara TNI, Muspika, dan masyarakat dalam menjaga keindahan lingkungan, khususnya di area Masjid yang akan digunakan Untuk ibadah shalat jumat.

“Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan melalui kegiatan ini, kita dapat memperkuat kebersamaan serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi semua,” tambahnya.

Beliau berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin sebagai bentuk komitmen TNI dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.

“Gotong royong harus terus kita lestarikan sebagai budaya yang bermanfaat bagi kemaslahatan bersama,” tutupnya.

Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, yang juga berperan aktif dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan melestarikan warisan budaya. Dengan kolaborasi yang kuat antara TNI dan masyarakat, diharapkan semangat gotong royong ini tidak hanya menguatkan persatuan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan di wilayah tersebut. (red)

LABUHA – Lautan manusia Padati Kampanye perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Jasri Usman dan Muhlis Jafar (Jasri-Muhlis) di Desa Kusubibi, Kecamatan Bacan Barat.

Kampanye Perdana berdasarkan jadwal yang ditetapkan KPU Halsel, terhitung mulai 25 September hingga berakhir 23 November 2024.

Sebelumnya, KPU Halsel telah penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Jasri Usman dan Muhlis Jafar dengan nomor urut 4. Keduanya di dukung dua partai koalisi yakni PKB dan Demokrat.

Sementara Partai Demokrat memiliki 2 kursi di DPRD Halsel, sedangkan PKB memiliki 5 Kursi di DPRD Halsel. Tentunya Paslon Jasri-Muhlis memiliki kekuatan basis yang kuat dengan adanya 7 Kursi.

Keduanya, adalah putra-putra terbaik, baik Calon Bupati Jasri dengan entitas Galela. kemudian calon wakil bupati Muhlis dengan entitas Makayoa. Desa Kusubibi merupakan basis rill Calon Bupati Jasri Usman yang merupakan Desa dimana ia dilahirkan dan di besarkan.

Antusias warga nampak terlihat jelas saat menyambut kedatangan sang konglomerat dengan menyelimuti kesedihan dan Isak tangis, seakan-akan sudah lama merindukan sosok seorang Jasri Usman, warga pun sambil meneriaki saatnya kita bersatu.

Pelabuhan Kusubibi menjadi saksi kunci saat warga menjemput kedatangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jasri Usman dan Muhlis Jafar, sepanjang jalan raya dipenuhi lautan manusia hingga di tempat lokasi kampanye.

Cabup Jasri Usman dihadapan ribuan pendukung dan simpatisan di desa Kusubibi menyampaikan bahwa sudah saatnya putra dan Putri Galela harus bangkit dan bersatu.

“Entitas Galela itu besar disusul Makayoa, jangan kita dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengaku Galela untuk memuluskan kepentingan yang pada akhir kitorang diasingkan,” ungkapnya. (Sam)

Muat Lagi Berita