Oleh : Ismit G. Abdullah

Pada dasarnya manusia mempunyai hak, hak hidup, hak bebas dan lain sebagainya. Salah satunya yang menjadi kohesi dikalangan tak murni intelektual atau intelektual gadungan. adalah hak bebas, seolah-olah pengucapan bebas yang begitu mahir menjadi solusi dalam kehidupan, itu musthail karena bebas menjadi instrumen pada pendengaran kebohongan, tak sadar kita dirantai dalam segala aspek. Lalu kita teriak sekuat tenaga untuk mengalahkan bebas yang dirantai itu pada metodologis ekstraparlemen. Pasca parlemen jalanan semua terhenti dan barada pada skema konspirasi otokrasi.

Ketika aku mengatakan, kita semua berada dalam skema, tidak..!! Saut mereka dengan wajah gerang terlihat merah, menolak ucapan bodoh tak rasional itu. Bantahan yang meronta bahwa kita ini adalah agen perubahan, maka kita tetap harus berjuang hingga kemenagan total kita pegang. Itu lelucon yang kita pertahankan, ibarat cerita primordial dalam hidup semasa kecil yang menjadi nyanyian tidur, dengan elusan selembut sutra, tapi setajam silet diselimutkan pada tubuh yang hina.

Pandangan ini benar-benar naif, karena anggapanya semacan delusi konyol, bahkan aku dianggap berselingkuh dengan kelompok elit, dan aku dikendalikan oleh mereka. Sehingga yang aku ucapkan seolah-olah tidak realistis. Jika demikian, mari kita bereksperimen sebentar untuk menguji validitas tentang pandangan diatas. Aku adalah manusia yang ingin bebas, aku berupaya sekuat tenaga dan pikiran untuk melepas mata rantai itu, lalu dengan gagah berani aku mengeksplorasi sebidang lahan kepunyaanku, dengan wajah senyum seolah benar setelahnya akan bebas.

Lahan yang sudah dieksplorasi, kemudian aku membuat usaha kecil untuk penghidupan (nafkah) keluarga, sebuah niat yang mulia aku tancapkan dalam hati dan pikiran. Aku kembali terseyum dan melontarkan kalimat” lihatlah ini merupakan bukti bahwa kita bebas, mengapa? karena semua yang aku lakukan tidak ada yang menghentikan” sebab lahan itu kepunyaanku. Dalam prespektif individu kita anggap benar, tapi mari kita tengok lagi pada prespektif Negara “menurutnya dia boleh melakukan apa yang dia mau dengan tanah kepunyaanya, tapi tanah kepunyaanya masuk daftar pada aturan yang mana? Prespektif singkat itu menunjukan bahwa kita tidak bebas, lalu mana buktinya kalau kita tidak bebas!!

Dalam prespektif Negara berikutnya, ” jika tanah kepunyaanya belum terdaftar, maka setumpuk formolir menantinya, setelah formolir terisi maka tanah itu legal menurut negara. Bukti yang kedua bahwa kita tidak bebas, mengapa? Karena semua yang kita lakukan, baik tindakan bebas dalam anggapan kita harus melalui persetujuan Negara. Itu artinya kehendak bebas kita sedang dirantai, dan itu ada pada skema konspirasi birokrasi total.

Tak sentuh baginya, mari kita lepas yang di atas dan menuju ekperimen berikutnya. Bebas secara individualitas dalam prespektif birokrasi memiliki batasan yang tak harus kita lewati, jika kita paksakan untuk melangkah lebih jauh maka kita banyak kehilangan kebebasan. Agar valid ucapan itu mari kita lanjutkan, kita merasa cukup atas kebebasan, bebas yang kita lakukan bahkan kritik sekalipun menjadi untaian yang dilantunkan pada frustasi. Iya memang itulah kebenaranya, akan tetapi frustasi itu memiliki legalitas yang kuat, misalnya aku adalah miskin melakukan sesuatu diluar batas, seperti di Negara tirani maka kepastianya kita disergap secara diam-diam. Lalu sejauh mana kita bebas semaunya? Barangkali hanya rahasia hati yang absurd penentu niat baik. Tapi sebaik niat itu justru menjadi ancaman. Sebab tindakan kita pada realitas kehidupan, kita berada dalam kontrol otoritas kuasa, hingga tindakan gila yang kita laksanakansekalipun, ritme atasan tidak bisa kita lewatkan karena dialah penentu izin dalam legalitas bebas.

Oleh karenanya, diseluruh bagian itu motifnya kepentingan yang  tak bermoral. Maka kita berada diluar kesadaran bahwa kita diikat pada tiang pembebasan, lalu kita dipaksa bebas. Ibaratnya seperti seekor keledai yang dirantai dan diikat lalu dipaksa untuk memakan kucing. sungguh gilanya kehidpan!!!

Halsel, Malut Line – Dalam rangka menjelang Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) yang ke -79, Personil Gabungan Antara Kodim 1509/Labuha, Polres Halsel, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan hidup Halsel, Brimob Polda Malut, Satpol-PP man Muspika Kecamatan Bacan Selatan, serta masyarakat melaksanakan kegiatan karya bakti jumat bersih di Desa Tembal Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, jumat (27/09/2024).

Kegiatan ini berfokus pada pembersihan selokan, parit kiri kanan jalan utama, serta Masih Jami Al-Ikhlas di Sekitar Desa Tembal

Dandim 1509/Labuha, Letkol Inf Syamsul, melalui Kasdim 1509/Labuha Mayor Inf Muhamad Ikbal, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh personel baik dari Polres Halsel, Badan dinas Pemda Halsel dan elemen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menjaga kebersihan lingkungan serta Kesehatan Masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

“Kegiatan gotong royong ini tidak hanya menjadi momentum peringatan hari jadi TNI, tetapi juga wujud kepedulian kita bersama terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Kasdim juga menekankan pentingnya sinergi antara TNI, Muspika, dan masyarakat dalam menjaga keindahan lingkungan, khususnya di area Masjid yang akan digunakan Untuk ibadah shalat jumat.

“Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan melalui kegiatan ini, kita dapat memperkuat kebersamaan serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi semua,” tambahnya.

Beliau berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara rutin sebagai bentuk komitmen TNI dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.

“Gotong royong harus terus kita lestarikan sebagai budaya yang bermanfaat bagi kemaslahatan bersama,” tutupnya.

Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, yang juga berperan aktif dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan melestarikan warisan budaya. Dengan kolaborasi yang kuat antara TNI dan masyarakat, diharapkan semangat gotong royong ini tidak hanya menguatkan persatuan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan di wilayah tersebut. (red)

LABUHA – Lautan manusia Padati Kampanye perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Jasri Usman dan Muhlis Jafar (Jasri-Muhlis) di Desa Kusubibi, Kecamatan Bacan Barat.

Kampanye Perdana berdasarkan jadwal yang ditetapkan KPU Halsel, terhitung mulai 25 September hingga berakhir 23 November 2024.

Sebelumnya, KPU Halsel telah penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Jasri Usman dan Muhlis Jafar dengan nomor urut 4. Keduanya di dukung dua partai koalisi yakni PKB dan Demokrat.

Sementara Partai Demokrat memiliki 2 kursi di DPRD Halsel, sedangkan PKB memiliki 5 Kursi di DPRD Halsel. Tentunya Paslon Jasri-Muhlis memiliki kekuatan basis yang kuat dengan adanya 7 Kursi.

Keduanya, adalah putra-putra terbaik, baik Calon Bupati Jasri dengan entitas Galela. kemudian calon wakil bupati Muhlis dengan entitas Makayoa. Desa Kusubibi merupakan basis rill Calon Bupati Jasri Usman yang merupakan Desa dimana ia dilahirkan dan di besarkan.

Antusias warga nampak terlihat jelas saat menyambut kedatangan sang konglomerat dengan menyelimuti kesedihan dan Isak tangis, seakan-akan sudah lama merindukan sosok seorang Jasri Usman, warga pun sambil meneriaki saatnya kita bersatu.

Pelabuhan Kusubibi menjadi saksi kunci saat warga menjemput kedatangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jasri Usman dan Muhlis Jafar, sepanjang jalan raya dipenuhi lautan manusia hingga di tempat lokasi kampanye.

Cabup Jasri Usman dihadapan ribuan pendukung dan simpatisan di desa Kusubibi menyampaikan bahwa sudah saatnya putra dan Putri Galela harus bangkit dan bersatu.

“Entitas Galela itu besar disusul Makayoa, jangan kita dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengaku Galela untuk memuluskan kepentingan yang pada akhir kitorang diasingkan,” ungkapnya. (Sam)

Halsel, Malut Line – Menyambut HUT TNI ke-79 tahun 2024, Kodim 1509/Labuha membagikan sembako kepada para purnawirawan dan warakawuri yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan, Pembagian tersebut dipimpin langsung oleh Kasdim 1509/Labuha, Dengan cara mendatangi Para Purnawirawan secara Door To Door, Kamis (26/9/2024).

Pembagian Sembako tersebut diikuti Danramil 1509-01/Bacan Kapten Czi Mustamin beserta Istri, dan Para Perwira Staf dan Anggota Staf, serta Ibu Ibu Persit.

Kegiatan pembagian sembako ini dilakukan dalam rangka HUT TNI ke-79 sebagai bentuk jalinan silaturahmi antara Kodim 1509/Labuha dengan purnawirawan dan warakawuri, sehingga diharapkan jalinan ikatan emosional yang kuat.

Dandim 1509/Labuha, Letkol Inf Syamsul Melalui Kasdim 1509/Labuha Mayor Inf Muhamad Ikbal mengatakan kegiatan membagikan sembako dan makan gratis dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada senior yang lebih dulu membangun TNI hingga lebih baik seperti sekarang ini dan sekaligus memberikan tali asih serta silaturahmi kepada para purnawirawan dan parakawuri.

“Ini juga salah satu perhatian dan penghargaan kami kepada senior yang telah menunaikan tugasnya dengan baik, Sehingga TNI bisa Sebesar ini berkat para Senior senior kita juga, Dengan demikian kita berkewajiban untuk memperhatikan Kondisi dan keadaan para Purnawirawan” ujarnya.(red)

Halsel, Malutline – Calon bupati (Cabup) Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara nomor urut 01, Bahrain Kasuba, memulai kampanye perdana pada Pilkada 2024 di Kecamatan Mandioli Utara, Rabu (25/9/2024).

Dalam kecamatan tersebut, Bahrain yang didampingi jajaran partai pengusung, yakni Gerindra, Golkar, Gelora, Ummat dan PBB, berjumpa dengan masyarakat Desa Bobo, Pelita, Waya dan Indong.

Bahrain menyampaikan banyak hal untuk pembangunan Halmahera Selatan selama lima tahun ke depan, jika ia dan Umar Hi. Soleman terpilih sebagai bupati dan wakil bupati periode 2024-2029.

Salah satunya adalah pembangunan jalan penghubung Kecamatan Mandioli Utara dan Mandioli Selatan.

Bahrain menyebut, pembukaan ruas jalan penghubung di dua kecamatan itu telah dibukanya saat ia masih menjabat Bupati Kabupaten Halmahera Selatan periode 2016-2021.

Oleh sebab itu, Bahrain menegaskan tidak ada alasan jika ruas jalan tersebut tidak akan dibangunnya jika terpilih sebagai Bupati.

“Tara (tidak) perlu kerja 100 hari, cukup satu bulan saja kita aspal, karena anggarannya sudah ada. Kemudian jalan ini saya yang buka, jadi tidak mungkin kalau saya tidak bikin,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Bahrain juga menyayangkan jika program pembangunan jalan di Pulau Mandioli, tak dilanjutkan pemerintahan berikut setelah ia kandas pada pencalonan Pilkada 2020 lalu.

Padahal menurut dia, pembangunan jalan merupakan hal yang krusial untuk menunjang akses masyarakat.

“Sudah empat tahun setelah saya tidak jadi Bupati, saya datang ke Mandioli baru saya tahu, kalau ruas jalan yang telah dibuka, sudah ditumbuhi rumput karena pembangunannya tidak dilanjutkan,” cetusnya.

Bahrain menambahkan, ia cukup banyak berkontribusi terhadap pembangunan di Pulau Mandioli semasa menjadi Bupati Kabupaten Halmahera Selatan.

Selain pembukaan ruas jalan, ia juga turut membangun pelabuhan penyebrangan laut di Desa Bobo, Kantor Camat Mandioli Utara, hingga Masjid Raya Kecamatan di Desa Indong.

“Dulu saya di masih Ketua DPRD Halmahera Selatan, tahun 2006 dan 2007 itu kita perjuangkan pemekaran semua desa di Mandioli ini,” tandasnya. (Joko)

Muat Lagi Berita