Halsel – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), dibawah kepemimpinan Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba, diminta memperhatikan kebutuhan dan pelayanan dasar masyarakat di bidang kesehatan, khususnya pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bajo, Kecamatan Botang Lomang.

Pasalnya, warga Kecamatan Botang Lomang merasa sulit ketika keluarga mereka yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas Bajo ketika kondisi pasien yang semakin memburuk dan pasien ingin mendapatkan perawatan lanjutan lebih layak dan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha merasa sulit karena harus memenuhi sejumlah kebutuhan administrasi untuk dirujuk agar mendapatkan pelayanan lanjutan di RSUD Labuha.

Untuk mendapatkan pelayanan lebih memadai di Rumah Sakit Labuha, baik pasien yang mau ke poli, yang terdaftar sebagai pasien BPJS atau JSK, harus diarahkan pasien tersebut ke Puskesmas terdekat yang ada dokternya, yakni ke Puskesmas Labuha. Nanti Dokter pada Puskesmas Labuha yang membuat surat rujukan pasien untuk mendapatkan pelayanan lebih layak secara intensif di RSUD Labuha karena Puskesmas Bajo sudah beberapa bulan ini tidak memiliki Dokter.

Padahal, pelayanan dasar dan penanganan terhadap pasien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, baik itu Bidan maupun Perawat di Puskesmas Bajo sangat baik dibawah kepemimpinan Malkam Tendra. Hanya saja, terkendala dengan Puskesmas tesebut belum memiliki tenaga dokter. Sehingga sejumlah pasien yang dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lanjutan di RSUD Labuha terkendala dengan adminitrasi surat rujukan dokter. Sehingga pasien yang dirujuk tidak bisa mendapat pelayanan dari RSUD Labuha.

Untuk pasien yang bisa ditangani oleh tenaga medis pada RSUD Labuha, pasien harus membawa surat rujukan dokter dari Puskesmas asal pasien di rawat. Jika tidak ada rujukan dari Dokter, maka pasien yang gawat darurat maupun pasien rawat jalan dan rawat inap pun ditolak untuk dilayani dan ditangani. Dan bahkan tidak mendapatkan pelayanan dari pihak RSUD Labuha berdasarkan aturan pada RSUD Labuha dibawah kepemimpinan dr. Titin Yakni untuk pasien rujukan. Baik itu JSK maupun BPJS harus mengeluarkan surat rujukan.

Dimana, merujuk itu harus dokter, karena tidak bisa perawat, bidan atau lainnya. Sekalipun pasien dalam keadaan kritis. Jika pasien mau dirawat pihak keluarga harus setuju untuk dimasukkan pada pasien umum agar mereka membayar pelayanan dan obat yang dibutuhkan pasien pada RSUD Labuha.

Hal ini dialami sekitar 6 Orang pasien asal Kecamatan Botang Lomang yang sebelumnya mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas (PKM) Bajo berjumlah sekitar 6 orang yang dirujuk dari Puskesmas Bajo ditolak dan tidak dilayani oleh tenaga medis dari RSUD Labuha karena surat rujukan mereka tidak ditandatangani oleh dokter pada Puskesmas Bajo.

Selain surat rujukan yang tidak ditandatangani oleh dokter, ada beberapa pasien yang tidak dicantumkan diagnosa penyakit yang di derita para pasien. Sehingga pasien ditolak untuk dilayani selama pasien belum bisa memenuhi administrasi yang dibutuhkan berdasar aturan yang keluarkan oleh direktur RSUD Labuha dr.Titin. Sehingga pasien dan keluarga pasien harus bolak-balik mengurus administrasi yang dibutuhkan RSUD Labuha.

“Kebijakan ini hanya berlaku khusus bagi pasien yang menggunakan pelayanan gratis. Misalnya JSK maupun BPJS dan tidak berlaku bagi pasien yang berobat pada kategori pasien umum karena pasien umum tetap melakukan pembayaran sesuai dengan pelayanan dan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun dokter pada RSUD Labuha,” akui salah seorang keluarga pasien yang dirujuk oleh Puskesmas Bajo yang hendak berobat ke RSUD Labuha kepada malutline.com, Selasa (24/12/2024) yang namanya tidak mau dipublish.

Olehnya itu, warga mendesak Pemda Halsel agar dapat menugaskan tenaga dokter di Puskesmas Bajo.

“Agar dokter dapat melaksanakan kegiatan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien Puskesmas, Penanggungjawab IGD dan melaksanakan kegiatan Pelayanan Kegawatdaruratan (PPPK) bersama petugas medis dan para medis serta membantu membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Dan untuk pasien yang dirujuk dapat memenuhi kebutuhan administrasi,” pintanya.

Penerapan aturan yang dilakukan RSUD Labuha dibawah kepemimpinan dr. Titin yang juga istri dari Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Suarhmat mendapat kecaman dari berbagai pihak yakni dari Sekretaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sentral Pemberdayaan Masyarakat Desa Pesisir Halsel, Muksin M Hi. Jauhari saat dimintai tanggapan terkait keluhan masyarakat Botang Lomang atas penerapan aturan yang dilakukan RSUD Labuha hingga menolak melayani 6 pasien yang dirujuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Labuha dengan alasan tidak membawa surat rujukan Dokter dari Puskesmas Bajo.

Sehingga itu, sebagai putra Daerah asal Desa Kampung Baru, dirinya mengecam keras penerapan aturan yang dilakukan direktur RSUD Labuha. Pihaknya berjanji akan mengkonsolidasi masa untuk melakukan aksi besar-besaran menolak kebijakan Pemda Halsel yang tidak berpihak pada kepentingan masyarakat di bidang pelayan kesehatan masyarakat. Kalau visi dan misi pemerintah terkait kesehatan gratis dari pusat dan Daerah lalu penerapan aturannya seperti ini, itu sama halnya menodai kebijakan pemerintah pusat Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Pemda Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba.

Olehnya itu, pihaknya mendesak kepada Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba agar segera mencopot direktur RSUD Labuha, dr. Titin. Karena dinilai mencederai kebijakan pemerintah pusat dan Daerah terkait kesehatan gratis dan menerapkan pelayanan kesehatan yang paling buruk di RSUD Labuha

Berdasarkan pengalaman tersebut, pihaknya menyarankan kepada pemerintahan Baru Bassam-Helmi untuk menempatkan posisi strategis putra-putri daerah termasuk para Pimpinan SKPD yang memiliki kompetensi.

“Selain kompetensi dan kualitas, mereka harus memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Sehingga seluruh kebijakannya berpihak pada masyarakat Halsel yang kurang mampu. Jangan terlalu kaku menerapkan kebijakan, tapi lebih mengikuti aturan formal yang mengorbankan nyawa orang di bidang kesehatan,” pintanya.

Sementara itu, Direktur RSUD Labuha dr. Titin, hingga berita ini dipublish masih dalam upaya konfirmasi. (Tim)

HALSEL – Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Hasan Ali Bassam Kasuba, telah menunjukkan bagaimana sebuah kunjungan sederhana bersama istrinya Rifa’at Al As’adah di semua Desa dan Kecamatan di Halsel yang di pimpinnya dapat bermakna lebih dalam bagi masyarakat yang dikunjunginya.

Salah satu momen yang menonjol adalah ketika Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba menyempatkan diri mengunjungi Desa Bajo Guruapin, Kecamatan Kayo. Dimana, sebuah Jembatan yang dinamai “Jembatan Cinta” itu putus dan rusak parah, menarik perhatiannya bersama istri tercinta Rifaat Al As,adah yang juga Ketua Tim penggerak PKK dan Bunda PAUD Halsel yang  selalu setia mendampinginya disetiap kunjungan kerja di setiap Desa.

Kondisi Jembatan Bajo Guruapin.

“Jembatan Cinta” bukan sekadar nama, namun simbol dari hubungan emosional antara pemimpin dan rakyatnya, meski asal-usul penamaan jembatan ini tidak dijelaskan secara rinci oleh masyarakat. Ada satu hal yang pasti, kunjungan Bupati Bassam Kasuba memperkuat ikatan yang sudah terjalin antara Pemerintah Daerah dan warganya. Jembatan ini, yang merupakan akses vital bagi warga Desa Bajo, menjadi representasi fisik dari bagaimana sebuah pemimpin hadir bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.

Seorang warga setempat, Suin, dengan bangga menyatakan bahwa kedatangan Bupati Bassam adalah wujud “cinta” yang nyata dari seorang pemimpin kepada rakyatnya. Kehadiran langsung dilapangan, melihat kondisi jembatan yang menjadi urat nadi bagi aktivitas warga adalah bentuk cinta yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, Bukan sekadar janji manis dari jauh.

Jembatan cinta Bajo Kayoa yang sempat putus dan Rusak parah.

“Tetapi tindakan nyata yang menunjukkan empati dan perhatian mendalam terhadap kebutuhan warganya,” jelasnya.

Jembatan Cinta kini memiliki arti ganda. Di satu sisi, ia menjadi penghubung fisik antara 2 sisi Desa yang terpisah. Disisi lain, kehadiran Bupati Bassam Kasuba disana saat itu, menjadikan jembatan itu sebagai penghubung emosional antara pemerintah dan masyarakatnya, sebuah simbol kepedulian yang tulus. Tidak heran jika warga merasa jembatan ini memiliki makna lebih dalam setelah kunjungan tersebut.

Jembatan selesai dikerjakan.

Kisah ini bukan hanya tentang sebuah jembatan, tetapi juga tentang bagaimana pemimpin bisa merangkul warganya dengan kehadiran yang penuh cinta dan kepedulian. Cinta yang ditunjukkan Bupati Bassam Kasuba melalui kunjungannya ke Jembatan Cinta di Desa Bajo adalah cinta yang diharapkan oleh setiap warga dari pemimpin mereka—cinta yang tidak hanya ada dalam kata-kata, tetapi terwujud dalam tindakan nyata.

Jembatan cinta Bajo Kayoa yang sempat putus dan Rusak parah tersebut telah di sambung dan dibangun oleh Bupati Bassam Kasuba dengan menggunakan Anggara perbaikan dan rehab jembatan yang di anggarkan pada APBD Perubahan Tahun 2024 dan telah selesai dibangun oleh Pemda Halsel. Sehingga jembatan tersebut sudah dapat di lalui dan di akses oleh warga Bajo ke puskesmas kayoa. (Red)

LABUHA – Warga Desa Tomori, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), khusunya dilingkungan RT 01 dan RW 01, diresahkan dengan istilah Lubang Babajalan sebutan lain dari para pekerja pemandu lagu (Ledies).

Pasalnya, kehadiran mereka disaat waktu bekerja sangat ribut dilingkungan tersebut. Bahkan sering terjadi adu mulut antara para pekerja dan istri para pengunjung hingga ada istri para pengunjung yang mengamuk berteriak susah juga kalau lubang babajalan yang ada di dalam Cafe. Sebab, ini sering mengganggu suami mereka hingga berada di dalam Cafe.

Selain para Ledies yang meresahkan warga di Halsel, juga terdapat jalan babalobang sebut para istri pengunjung Cafe.

Dimana, jalan rusak dan berlubang didepan Cafe juga dinilai sangat mengganggu warga yang melewati Jalan tersebut dilingkungan RT 01 dan RW 01. Pasalnya, jalan yang sering dilalui warga Labuha dan Desa Tomori tersebut rusak parah akibat jalan tersebut masih jalan tanah yang rusak dan selalu dilalui para Ledies dan para pengunjung Cafe Bungalow milik Tiongsan dan Cafe Hoks milik Onal. Sehingga jalan itu berlubang dan rusak parah.

Hal ini dikeluhkan Ci Yanty, salah seorang warga Desa Tomori kepada malutline.com Kamis, (17/12/2024).

Ci Yanty mengatakan, para warga disekitar Cafe Bungalow milik Tiongsan dan Cafe Hoks milik Onal tersebut sangat resah dengan keberadaan kedua Cafe itu, karena sering terjadi keributan dan perkelahian antara para wanita pemandu lagu dan istri para pengunjung. Sehingga mereka sangat terganggu bahkan ada istri para pengunjung yang sering berteriak lobang babajalan di dalam Cafe.

“Ini memang sangat mengganggu rumah tangga orang karena ada suami mereka yang sudah jarang di rumah dan sudah tinggal di rumah kontrakan perempuan Ledies,” ujar Ci Yanty, meniru keluhan istri para pengunjung Cafe.

Dikatakannya, bukan saja mereka terganggu dengan keberadaan para Ledies yang sering adu mulut dengan para istri pengunjung Cafe, melainkan jalan babalobang dan rusak didepan Cafe yang tidak ada perhatian dari pemilik Cafe juga sangat mengganggu aktivitas mereka. Karena jalan tersebut sebelumnya bagus meski hanya jalan tanah, tapi tidak rusak separah ini, sebelum kedua Cafe sangat ramai seperti sekarang ini.

“Jadi jika jalan tersebut tidak diperbaiki oleh para pemilik Cafe, para warga Desa Tomori  lingkungan RT 01 dan RW 01 mengancam akan melakukan Pemalangan untuk menutup akses jalan masuk Cafe Bungalow milik Tiongsan dan Cafe Hoks milik Onal,” tutupnya.

Terkait keluhan warga itu, pemilik Cafe Bungalow, Tiongsan dan pemilik Cafe Hoks Onal, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, keduanya tidak menggubris pertanyaan wartawan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Tomori, Usman Hamzah S.sos, hingga berita ini dipublish, masih dalam upaya konfirmasi. (Red)

HALSEL – Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), memiliki langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, menggelar pelatihan bagi bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 17 Desember 2024, di Hotel Buana Lipu, Desa Mandawong, Kecamatan Bacan Selatan, ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, khususnya dalam pelayanan Antenatal Care (ANC), persalinan, nifas, dan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Pelatihan ini dihadiri Kepala Bidang dan pejabat fungsional Dinkes Halsel, fasilitator dari Dinkes Malut serta 20 peserta yang merupakan pengelola program di Puskesmas.

Dalam sambutannya, Kepala Dinkes Halsel yang diwakili oleh Kepala Bidang SDK, Asmawaty Amin, S.Kep, Ns.MM, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak.

“Peningkatan kualitas pelayanan di Puskesmas, khususnya oleh bidan, sangat penting untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih menjadi masalah besar di Indonesia,” ungkap Asmawaty.

Sesi foto bersama.

Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, Indonesia masih mencatatkan angka kematian ibu yang tinggi, mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang ingin menurunkan angka tersebut menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi dalam angka kematian ibu di Asia Tenggara, setelah Laos.

Pelatihan ini bertujuan agar bidan di Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dalam hal antenatal, asuhan persalinan, serta perawatan ibu nifas, sehingga diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat langsung diterapkan dalam pelayanan di Puskesmas, serta memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Halmahera Selatan,” tambah Asmawaty.

Pelatihan ini juga merupakan kolaborasi antara Dinkes Halsel dan Dinkes Malut, yang berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat. Dengan langkah ini, diharapkan Halsel dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi di wilayah tersebut. (Red)

HALSEL – Akibat Cuaca Buruk yang menerjang sejumlah Desa Pesisir di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), khususnya Desa Orimakurunga, Kecamatan Kayoa Selatan, mengakibatkan sejumlah rumah di pesisir pantai Desa Orimakurunga rusak ringan dan rumah di pesisir pantai lainnya tergenang air laut akibat di di terjang ombak.

Merespon rumah warga yang tergenang dan rusak akibat cuaca buruk, Kepala Desa (Kades) Orimakurunga Rusdi Sidik, yang juga adik kandung mendiang mantan Bupati Halsel Usman sidik itu, langsung membuat proposal yang dilampirkan foto dan bukti Bencana yang dialami warganya tersebut dan bertemu dengan Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba, hanya saja Bupati Halsel masih berada di luar Daerah.

Dikatakannya, karena Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba masih berada diluar daerah karena urusan dinas. Dirinya berkomunikasi langsung dengan Bupati Halsel hanya melalui telepon selulernya dan dari hasil komunikasi, dirinya, Kades Orimakurunga, Rusdi Sidik mendapatkan respon baik dari Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba. Sehingga Pemerintah Daerah (Pemda) Halsel memerintahkan kepada Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halsel, Aswin Adam untuk melakukan kroscek kondisi Desa Orimakurunga.

Selain itu, Kades Orimakurunga, Rusdi Sidik juga bertemu langsung dengan Kepala BPBD Halsel Aswin Adam di ruang kerjanya pada Senin (16/12/2024) untuk menyerahkan proposal yang perihal permohonannya agar Pemda Halsel dapat mengerjakan proyek lanjutan Blok Water yang belum selesai dibangun Pemda sebelumnya dimasa Pemerintahan mendiang Bupati Halsel Usman sidik dan Wakil Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba saat itu. Sehingga, jika terjadi cuaca buruk di Desa Orimakurunga, bisa dilindungi dari musim ombak.

BPBD Halsel dan Pemerintah Desa Orimakurunga.

Setelah itu, pihak BPBD langsung bergerak cepat menindaklanjuti arahan Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba untuk melihat sejumlah kondisi Desa yang terdampak banjir dan Gelombang yang menerjang rumah warga yang ada di pesisir pantai disejumlah Desa di Halsel, bukan saja Desa Orimakurunga.

Sementara itu, Kepala BPBD Halsel, Aswin Adam mengatakan, dirinya sudah menerima langsung proposal permohonan dari Kades Orimakurunga Rusdi Sidik. Namun bukan hanya Desa Orimakurunga, tapi ada sejumlah Desa di Halsel sangat berdampak banjir dan gelombang yang menerjang rumah warga yang ada di pesisir pantai. Itu berdasarkan data yang masih bersifat laporan sementara, belum ada data yang kongkrit dan rencana hari ini. Pihaknya menurunkan Tim untuk turun di Desa yang terdampak banjir dan Gelombang besar yang menerjang rumah warga.

“Pihak BPBD Halsel baru bisa mengeluarkan data, kalau data sudah lengkap baru saya publikasi rencana Tim mungkin turun di sejumlah Desa terdampak yakni Desa Orimakurunga, Kecamatan Kayoa Selatan, Desa Talimau dan sekitarnya. Bagi Desa yang berdampak, ada juga di Desa Jojame dan Desa Yaba dan sekitarnya. Terus mungkin di Obi juga ada Satu Dua Desa dan di daerah Gane, mungkin di Kepulauan Jouronga, Desa Liboba Hidjrah. Nanti kalau semua sudah lengkap, baru saya ekspos agar dapat diketahui seluruh masyarakat Halmahera Selatan,” jelasnya Aswin.

Ditambahkannya, akan menjadi Skala prioritas itu di Desa Orimakurunga, Kampung halaman Mendiang Usman Sidik, mantan Bupati Halsel. Sebab, berdasarkan laporan warga dan Pemerintah Desa (Pemdes), cukup parah ketika dihantam gelombang akibat cuaca buruk. Itu sesuai arahan Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba. Karena Desa Orimakurunga sangat parah ketika di hantam gelombang besar.

“Berdasarkan data foto video visual yang diunggah maupun dikirim langsung oleh Pemerintah Desa Orimakurunga, langsung ditindaklanjuti oleh Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba. Karena Desa Orimakurunga sangat parah berdasarkan data yang dikirim di saya maupun di pak Bupati Halsel. Semalam memang parah, nanti diusahakan biar Tahun 2025 bisa langsung dibangun di Orimakurunga. Itu dimasa Bupati mendiang Almarhum Usman Sidik itu sempat di bangun Blok Water. Namun belum selesai akan dituntaskan oleh Pemerintah Bassam Kasuba dan Tim BPBD Halsel bersama Kades Orimakurunga, Rusdi Sidik langsung menuju di Desa Orimakurunga untuk melihat secara langsung situasi pasca cuaca buruk mengakibatkan rumah warga tergenang air laut tersebut,” tutupnya. (Red)

Muat Lagi Berita