Oleh : Fahmi Idris

Fahmi Idris adalah seorang tokoh yang dikenal di, Makassar, Mandioli, Kasiruta , kisah wisudanya begitu jauh salah satu universitas di Jakarta, bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dalam situasi di mana keluarga tidak dapat hadir saat wisuda, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran.

1. Kemandirian dan keteguhan: Ketika keluarga tidak dapat hadir, ini bisa menjadi momen untuk menunjukkan kemandirian dan keteguhan hati. Fahmi Idris, seperti banyak mahasiswa lainnya, mungkin merasakan campuran emosi—bahagia karena mencapai pencapaian akademis, tetapi juga sedih karena orang-orang terkasih tidak dapat merayakannya bersamanya.

2. Dukungan teman: Dalam situasi seperti ini, teman-teman dari maluku Utara dan Jawa bisa menjadi sumber dukungan yang sangat berarti. Mereka bisa merayakan pencapaian bersama, memberikan semangat, dan menciptakan kenangan yang tak kalah berharga.

3. Makna wisuda: Wisuda bukan hanya tentang kehadiran fisik keluarga, tetapi juga tentang pencapaian pribadi. Ini adalah simbol dari kerja keras, dedikasi, dan perjalanan panjang yang telah dilalui. Momen ini bisa menjadi refleksi tentang semua usaha yang telah dilakukan selama masa studi.

4. Menghargai keluarga: Meskipun keluarga tidak hadir, penting untuk tetap menghargai mereka. Menghubungi mereka melalui telepon atau video call setelah wisuda bisa menjadi cara untuk berbagi kebahagiaan dan rasa syukur.

5. Momen untuk berkembang: Situasi ini bisa menjadi kesempatan untuk merenungkan tujuan masa depan dan bagaimana melanjutkan perjalanan setelah wisuda. Ini adalah waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.

Kisah Fahmi Idris bisa menjadi pengingat bahwa pencapaian akademis adalah hasil dari usaha dan dedikasi, dan meskipun keluarga tidak selalu dapat hadir secara fisik, dukungan mereka tetap ada dalam bentuk cinta dan doa.

TALIABO, www.malutline.com – Inilah kisah perjalanan, Sang Gadis Wolio dan Pria tampan Turki, hingga sampai ke janur kuning, di kisahkan dalam Cerita Pendek, simak alurnya. (8/9/2024)

Salmiati, gadis desa Wolio dengan kulit hitam manis dan senyum sehangat mentari, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Kehidupannya yang sederhana di pulau Taliabo, dengan suara debur ombak dan kicau burung sebagai teman, tiba-tiba diwarnai oleh kehadiran seorang pria asing.

Ahmed, seorang pria Turki dengan mata berwarna langit dan rambut keemasan, datang jauh-jauh dari benua Eropa untuk mengejar cinta. Pertemuan mereka yang sudah direncanakan di sebuah bandara kota Luwuk, menjadi awal dari kisah cinta yang indah.

Perbedaan budaya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Salmiati harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan gaya hidup Ahmed yang berbeda. Begitu pula Ahmed, yang harus belajar menghargai adat istiadat dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Wolio. Namun, cinta mereka mampu mengatasi semua perbedaan itu.

Mereka menghabiskan waktu bersama menjelajahi keindahan pulau Taliabo. Salmiati mengajak Ahmed mengunjungi tempat-tempat favoritnya. Ahmed, dengan penuh perhatian, mendengarkan cerita-cerita Salmiati tentang kehidupan di pulau tersebut.

Pernikahan mereka menjadi perayaan besar bagi masyarakat Wolio. Upacara pernikahan yang menggabungkan adat istiadat Wolio dan Turki menjadi tontonan yang menarik. Pernikahan mereka menjadi simbol persatuan antara dua budaya yang berbeda.

Setelah menikah, apakah Salmiati dan Ahmed memutuskan untuk tinggal di Taliabo atau Turki? ini masih dalam perbincanhan mereka berdua. Ataukah Mereka akan membangun rumah kecil di tepi pantai, dikelilingi oleh keindahan alam? itu juga mungkin masih di perbincangkan. Salmiati mengajar Ahmed bahasa Wolio dan mengenalkan dia pada makanan khas daerah. Sementara itu, Ahmed mengajarkan Salmiati bahasa Turki dan memperkenalkannya pada budaya negaranya.

Hidup mereka di Taliabo penuh dengan suka cita saat ini. Mereka memiliki banyak teman dari berbagai latar belakang. Salmiati dan Ahmed membuktikan bahwa cinta sejati mampu mengatas. (Red)

Oleh :

Hajrin Radja

Penulis Adalah Sebagai Pegawai Negeri Sipil

 

Hari pendaftaran  para calon pemimpin daerah telah selesai. Seluruh komponen masyarakat sudah mengetahui siapa² saja yang akan mengikuti kontestasi pilkada periode 2024-2029. Ajang Pemilukada ini adalah momentum  menuju perubahan yang lebih baik.

Maka sejatinya kesempatan ini harus di manfaatkan dengan baik oleh para calon kepala daerah dan para tim sukses untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

Hadirkan politik ide dan gagasan serta kesantunan agar masyarakat dapat memahami esensi dari hajatan ini Jika kita menyimak secara seksama peran para calon kepala daerah dalam merubah mindset masyarakat memiliki posisi yang sangat strategi, Baik buruknya pelaksanaan pilkada ini ada pada para calon pemimpin.

Momentum ini menjadi sangat strategi untuk bagaimana setiap calon pemimpin membawa pesan² perubahan kepada masyarakat sehingga dapat menghilangkan politik identitas dan adu domba. Karena pada akhirnya siapapun yang terpilih adalah mereka menjadi representasi dari harapan masyarakat.

Hampir di pastikan bahwa di setiap momentum pilkada selalu memunculkan gesekan yang sering mengarah pada anarkisme. Selain itu pula lembaga pelaksana hajatan ini harus berlaku jujur, Jika komponen-kompone, yang terlibat langsung dalam kegiatan berjalan sesuai dengan tupoksi maka hasil yang di harapkan dapat terwujud dengan baik, Mulailah melakukan perubahan dari diri kita untuk kebaikan yang lebih besar di masa yang akan datang.