HALSEL,Malutline – Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI PC PMII) Halmahera Selatan, Dini Andriani Muhammad, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual di wilayah tersebut. Menurutnya, fenomena ini mencerminkan bahwa pelaku kekerasan tidak mendapatkan hukuman yang setimpal, sehingga mereka tidak merasa jera untuk mengulangi perbuatannya.
“Kasus kekerasan yang kian meningkat dari tahun ke tahun ini mencerminkan bahwa pelaku-pelaku kekerasan tidak mendapatkan hukuman yang setimpal. Hal ini membuat predator kekerasan di luar sana tidak merasa takut untuk melakukan tindakan serupa,” ujar Dini dalam pernyataannya, Sabtu,18/1/2025.
Dini juga menyoroti peran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dalam menangani masalah ini. Ia menilai bahwa langkah yang diambil oleh dinas terkait belum cukup optimal, terutama dalam upaya pencegahan di akar rumput.
“DP3AKB seharusnya tidak hanya mencatat kasus dan memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk pencegahan. Sosialisasi mengenai kekerasan dan perlindungan terhadap anak harus merata di semua pelosok Halmahera Selatan. Yang saya lihat, banyak kasus terjadi di desa-desa pelosok, dan ini menunjukkan bahwa jangkauan DP3AKB belum mencapai akar rumput,” tegasnya.
Dini mendesak penegakan hukum yang lebih tegas terhadap para pelaku kekerasan seksual. Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan, agar kasus serupa dapat dicegah di masa depan.
Kasus kekerasan seksual di Halmahera Selatan memang menjadi perhatian banyak pihak. Data menunjukkan tren peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya, namun langkah-langkah konkret untuk menekan angka tersebut masih dirasa belum maksimal. Dini berharap agar kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat dapat segera diwujudkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak di Halmahera Selatan. (Red)
Komentar