
Dalam Rapat Kerja Komite III DPD RI bersma Fadli Zon Menteri Kebudayaan Republik Indonesia. Saya minta perhatian khusus pemerintah pusat untuk Pengembangan Kebudayaan di Maluku Utara.
Bagi saya, negeri jazirahtul mulk ini tidak hanya memiliki panorama alam yang memukau tetapi juga memiliki jejak Kebudayaan yang luar biasa. Sayangnya sejarah dan Kebudayaan Maluku Utara belum mendapatkan perhatian yg proporsional, bahkan yang dikenal hanya tambang Emas dan Nikel. Emas dan Nikel akan habis pada waktunya, tetapi Sejarah dan Kebudayaan akan terus abadi.
Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo merupakan salah satu Kesultanan tertua di Timur Indonesia Timur, dengan jejak sejarah & warisan Kebudayaan yang besar. Ternate dan Tidore misalnya, pada punya peran besar dalam sejarah bangsa ini. Tidore pernah menjadi ibukota Provinsi Perjuangan Irian barat dan memiliki jejak kekuasaan hingga Papua dan Maluku. Bahkan titik nol rempah juga berada di Tidore.
Ternate pernah menjadi ibukota pertama hindia Belanda, Bandar internasional dalam jalur rempah dunia. Bahkan Ternate adalah tempat lahirnya surat bersejarah “Letter From Ternate” Wallacea kepada Darwin yg kelak melahirkan teori evolusi yang melegenda hingga kini.
Tetapi semua sejarah & Kebudayaan besar negeri ini tersapu oleh hegemonik pusat kekuasaan yang selalu memandang Indonesia dalam perpektif yg sangat Jawa sentris. Akhirnya Tidore, Ternate dan Wilayah Timur hanya dipandang sekedar wilayah pinggiran (peripheral) dan ekploaitasi sumberdaya alam.
Watak dasar kekuasaan yang sentralistik adalah dominasi dan eliminasi. Pada akhirnya warisan sejarah dan Kebudayaan tak lagi dilihat sebagai kekayaan bangsa. Padahal kekuatan dan kejayaan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa itu merawat memori sejarah dan akar kebudayaan. Inilah menurut saya salah satu sebab kemunduran kita sebagai bangsa.
Indonesia Emas tahun 2045, harus dimaknai tak sekedar gagasan tetapi dengan usaha sadar untk mengembalikan memori dan spirit Kebudayaan. Inilah mengapa negara/pemerintah perlu kembali mengembalikan kekayaan sejarah & Kebudayaan.
Pada poin ini saya mengapresiasi Pemerintahan Prabowo yang telah melakukan langkah bersejarah dengan membentuk Kementerian Kebudayaan. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Kementerian Kebudayaan dibentuk. Sebelumnya Kebudayaan hanya menjadi subsektor pd Kementerian tertentu.
Saya berharap Kementerian Kebudayaan dibawah Kepemimpinan Fadli Zon yang selama ini dikenal sebagai politisi yg dekat dgn agenda Kebudayaan mampu kembalikan kekayaan besar bangsa ini yang bernama Kebudayaan. Sebagai Senator yang mewakili Provinsi Maluku Utara saya tegaskan bahwa Kekayaan terbesar Maluku Utara bukan Emas dan Nikel tetapi Sejarah dan Kebudayaan.
Komentar